Saturday, 27 June 2020

Sifat-sifat Minyak Atsiri

Minyak Atsiri

Pembahasan kali ini kita akan membahas sifat-sifat minyak atsiri. Sifat minyak atsiri ini sudah banyak dibahas diberbagai artikel ataupun jurnal. Kali kita hanya merangkum beberapa hal yang perlu diingat tentang sifat minyak atsiri ini.

Pertama, Minyak atsiri ini memiliki sifat dengan bau khas, yang pada umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya atau  induknya. Bau khas ini beragam-ragam, tergantung tanaman induk yang ekstrak. Bau khas ini juga dipengaruhi oleh masing-masing komponen penyusunnya.

Kedua, minyak atsiri mempunyai rasa getir yang terasa tajam, mengigit, memberikan kesan hangat sampai panas dan dingin ketika terkena kulit.

Ketiga, Minyak atsiri mudah menguap dalam keadaan murni (belum tercampur denga senyawa lainnya). Pada suhu ruangan minyak atsiri akan menguap dengan mudahnya. Apabila minyak atsiri diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada kertas tersebut.

Untuk mengetahui kualitas minyak atsiri sesuai dengan sifatnya, maka dilakukan berbagai pengujian diantarnya, pengujian rendemen, bobot jenis, kelarutan dalam etanol, bilangan asam dan bilangan eter.

Rendemen merupakan pengujian yang membandingkan jumlah (kuantitas) minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan tanaman aromatik. Pengujian ini menggunakan satuan persen. Rendemen yang nilainya tinggi akan menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan besar.

Bobot jenis merupakan pengujian yang menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri melalui alat piknometer. Nilai bobot jenis adalah 0,8-1,18. Nilai bobot jenis minyak atsiri didefenisikan sebagai perbandingan antara bobot minyak dengan bobot air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada yang sama pula. Pengujian ini sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai densitasnya. Pengujian ini memiliki komponen terpen  teroksigenasi lebih besar dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi.

Kelarutan dalam Etanol merupakan pengujian yang membandingkan banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri. Kelarutan minyak atsiri bisa berubah, apabila disimpan dengan jangka yang lama.

Bilangan asam merupakan pengujian yang menunjukkan kadar asam dalam minyak atsiri. Pengujian ini yang semakin besar dapat mempengaruhi terhadap kualitas minyak atsiri, senyawa-senyawa asam tersebut dapat merubah bau khas dari minyak atsiri. Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri terutama golongan aldehid dapat membentuk gugus asam karboksilat sehingga akan menambah nilai bilangan asam suatu minyak atsiri.

Bilangan eter merupakan pengujian dengan jumlah miligram kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk menyabunkan ester yang terapat dalam 1 gram minyak nilam. Mutu minyak atsiri yang baik secara kimia ditunjukkan oleh nilai bilangan eter.

Penutup

Minyak atsiri memilki bau khas yang mudah menguap dengan tidak memiliki noda. Dalam mempertahankan sifat minyak atsiri dilakukan pengujian rendemen, Bobot jenis, kelarutan dalam etanol, bilangan asama, dan bilangan eter.

No comments:

Post a Comment