Jamur adalah bagian mahluk hidup tergolong dalam organisme eukariot yang mempunyai inti, tidak berklorofil dan beberapa jamur mempunyai bagian-bagian tubuh filamen-filamen dan sebagian lagi bersifat uniseluler. Jamur mampu mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana (Nurchayati, 2018).
Jamur mempunyai dua sifat yaitu bersifat simbiosis (menguntungkan) dan parasif (merugikan). Pada kesempatan ini kita akan membahas jamur yang bersifat parasif yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tanaman. Salah satu jenis jamurnya yaitu, Candida albicans.
Candida albicans mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan spora yang dibentuk langsung dari hifa tanpa peleburan inti dan berbentuk tunas. Menurut Jawetz et al. (2005) menyatakan bahwa Candida membentuk pseudohifa yang sebenarnya adalah rangkaian blastospora yang bercabang-cabang.
Adapun klasifikasi jamur Candida albicans menurut Jawetz et al. (2005), sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Asomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Saccaharomycetales
Family : Crytococaeca
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
Candida albicans mempunyai sifat-sifat umum, sebagai berikut :
- Menghasilkan asam dan gas
- Menghasilkan asam dari sukrosa
- Tidak bereaksi dengan laktosa
- Termasuk jamur oportunis yaitu jamur yang menimbulkan penyakit pada orang dengan mekanisme tubuh terganggu
- Mampu menginfeksi salah satu semua organ tubuh.
1. Kebutuhan Air
Faktor ini menjelaskan bahwa dominan jamur membutuhkan air minimal untuk pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan khamir dan bakteri.
2. Suhu Pertumbuhan
Faktor ini mempengaruhi jamur yang bersifat mesofik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Pada jamur yang bersifat psikrotropik yaitu dapat tumbuh baik pada suhu almari es dan beberapa masih dapat tumbuh lambat pada suhu pembekuan, misalnya suhu 5-10 derajat Celsius. Sedangkan jamur yang bersifat termofilik yaitu dapat tumbuh pada suhu yang tinggi.
3. Kebutuhan Oksigen dan pH
Jamur yang bersifat aerobik merupakan jamur yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Pada umumnya jamur membutuhkan pH terhadap pertumbuhannya sekitar 2-8,5. Akan tetapi, pada kondisi pH asam atau rendah mempunyai pertumbuhan jamur yang lebih baik.
4. Substart/media
Jamur menggunakan berbagai komponen makanan dari yang sederhana sampai kompleks. Pada umumnya jamur mampu memproduksi enzim hidrolitik, misalnya amylase, pektinase, proteinase, dan lipase. Sehingga jamur dapat tumbuh pada makanan yang mengandung pati, protein, pektin, dan lipid.
5. Komponen Penghambat
Sebagian jamur mampu mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lainnya. Komponen ini berupa antibiotik dan fungisidal yang mampu menghambat pertumbuhan jamur.
Penutup
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur yaitu, kebutuhan air, suhu pertumbuhan, kebutuhan oksingen dan pH, Substart/media, dan komponen penghambat.
Sekian artikel yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Jawert et al. 2005. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-23, Midihardi E, Kuntaman, Warsito EB, Mertanasih NM, Harsono S, Alimsardjono L, penerjemah; Jakarta : Salemba Mendika. Terjemahan dari : Medical Microbiology.
Nurchayati, A., 2018. Uji Aktivitas Kominasi Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.schum) dan Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) terhadap Candida albicans ATCC 10231 secara In Vitro. Universitas Setia Budi. Surakarta.
No comments:
Post a Comment